Kisah kali ini kami dapatkan dari kawan kami. Sumber dari kisah kali ini sepertinya adalah buku karangan Aidh al Qarny yang berjudul Cambuk Hati, karena kami pernah membaca kisah yang mirip sebelumnya. Cerita ini juga semakin menambah daftar panjang dari para hamba Allah yang berhasil mengatasi masalah kehidupannya berkat fadhilah istighfar.
Kami harap, kami dapat menemukan lebih banyak kisah dari mereka yang mampu mengatasi ujian kehidupan berbekal ketakwaan kepada Allah, sehingga bisa dibagikan di blog ini agar dapat menambah iman kita dan supaya kita pun bisa mengatasi cobaan kehidupan dengan berbekal takwa kepada Allah. Silakan simak salah satu kisah amalan pembuka pintu rezeki berikut :
Ketika aku berusia 30 tahun, aku diuji dengan cobaan yang berat. Suamiku meninggal dan ia meninggalkan aku beserta lima orang anak, laki-laki dan perempuan, yang masih kecil-kecil. Semasa hidup, suamiku sepenuhnya adalah tulang punggung nafkah keluarga. Sedangkan aku adalah ibu rumah tangga, tugas utamaku sebagai istri yang berbakti dan ibu rumah tangga bagi anak-anak kami.
Meskipun penghasilan suamiku tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sehari-hari kami sekeluarga. Hidup kamipun terasa begitu bahagia.
Sampai hari naas itu tiba. Suamiku pergi menghadap Sang Pencipta, semuanya begitu mendadak dan mengagetkan kami. Sungguh kondisi keluarga kami jadi berubah 180 derajat, dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Akupun hampir tak henti menangis sejak saat itu. Sampai-sampai mataku ini sungguh terasa berat.
Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja adalah beban hidup keluargaku yang tidak ringan, kondisi keuangan semakin tipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta yang ditinggalkan Bapak. Akupun berusaha sehemat mungkin dalam menggunakannya. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezekiku dan anak-anakku bukanlah suami, orang tua atau siapapun. Melainkan justru hanya Allah semata.
Suatu hari, saat berada di kamar, aku mendengarkan siaran radio Idza’atul Qur’an Al-Karim. Dimana ada seorang Syaikh yang membawakan sebuah hadits (yang artinya):
Meskipun penghasilan suamiku tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sehari-hari kami sekeluarga. Hidup kamipun terasa begitu bahagia.
Sampai hari naas itu tiba. Suamiku pergi menghadap Sang Pencipta, semuanya begitu mendadak dan mengagetkan kami. Sungguh kondisi keluarga kami jadi berubah 180 derajat, dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Akupun hampir tak henti menangis sejak saat itu. Sampai-sampai mataku ini sungguh terasa berat.
Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja adalah beban hidup keluargaku yang tidak ringan, kondisi keuangan semakin tipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta yang ditinggalkan Bapak. Akupun berusaha sehemat mungkin dalam menggunakannya. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezekiku dan anak-anakku bukanlah suami, orang tua atau siapapun. Melainkan justru hanya Allah semata.
Suatu hari, saat berada di kamar, aku mendengarkan siaran radio Idza’atul Qur’an Al-Karim. Dimana ada seorang Syaikh yang membawakan sebuah hadits (yang artinya):
“Barangsiapa tak henti beristighfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya untuk setiap himpitan hidup solusi dan jalan keluar, untuk setiap kepedihan perlepasan dan kebebasan, serta memberinya rezeki secara tidak diduga-duga” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.).
Demi Allah setelah mendengar hadits tersebut dibacakan, semangat hidupku jadi bangkit kembali, dan pengharapan kepada keluasan rahmat Allah pun muncul kembali dan bahkan menguat kembali. Dan aku berazam sejak saat itu untuk mengamalkan hadis tersebut dengan penuh keyakinan.
Maka akupun mulai melafalkan istighfar kepada Allah, sekuat-kuatnya, dan sebanyak-banyaknya, hampir tanpa putus. Aku ajari pula anak-anakku untuk melakukan amalan yang sama, istighfar!
Berbulan-bulan kami terus menerus melakukannya, rutin, terus melafadzkan setiap hari dengan penuh pengharapan, kami menjaga asa kami agar tidak putus. Kami bahkan telah menikmatinya. Dan saat istighfar kami itu genap 6 bulan, alhamdulillah, keajaiban itupun datang.
Tepat seperti kata hadits:
Demi Allah setelah mendengar hadits tersebut dibacakan, semangat hidupku jadi bangkit kembali, dan pengharapan kepada keluasan rahmat Allah pun muncul kembali dan bahkan menguat kembali. Dan aku berazam sejak saat itu untuk mengamalkan hadis tersebut dengan penuh keyakinan.
Maka akupun mulai melafalkan istighfar kepada Allah, sekuat-kuatnya, dan sebanyak-banyaknya, hampir tanpa putus. Aku ajari pula anak-anakku untuk melakukan amalan yang sama, istighfar!
Berbulan-bulan kami terus menerus melakukannya, rutin, terus melafadzkan setiap hari dengan penuh pengharapan, kami menjaga asa kami agar tidak putus. Kami bahkan telah menikmatinya. Dan saat istighfar kami itu genap 6 bulan, alhamdulillah, keajaiban itupun datang.
Tepat seperti kata hadits:
"Secara tidak disangka-sangka dan tidak diduga-duga sama sekali."
Ya, tiba-tiba kami menerima berita tentang adanya sebuah proyek perencanaan dan pengembangan pembangunan, yang sebagiannya meliputi dan mengambil tanah milik kami, yang sudah lama sekali tak terurus dan tidak termanfaatkan, karena lokasinya yang tidak strategis. Singkatnya, kamipun mendapatkan ganti untung yang cukup besar bagi kami saat itu. Allahu Akbar!
Ya, tiba-tiba kami menerima berita tentang adanya sebuah proyek perencanaan dan pengembangan pembangunan, yang sebagiannya meliputi dan mengambil tanah milik kami, yang sudah lama sekali tak terurus dan tidak termanfaatkan, karena lokasinya yang tidak strategis. Singkatnya, kamipun mendapatkan ganti untung yang cukup besar bagi kami saat itu. Allahu Akbar!
Sungguh samudera rahmat dan rahasia hikmah Allah memang benar-benar tidak ada yang bisa menyelaminya. Puji dan syukur kami kepada-Mu ya Allah. Juga ampunilah segala kelemahan, dan dosa-dosa kami.
Kehidupan keluarga kamipun perlahan tapi pasti berubah. Keceriaan kembali menghiasi hari-hari kami. Kesedihanku sirna, karena tergantikan oleh kebahagiaan yang tiada terkira. Khususnya oleh perkembangan semua anakku, yang tidak sekadar baik. Melainkan baik sekali dan sangat membanggakan. Karena disamping tumbuh sehat dan berakhlak mulia, merekapun berprestasi gemilang dalam pendidikan. Diantara mereka ada yang meraih ranking 1 dalam prestasi belajarnya untuk tingkat propinsi. Ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Dan begitu seterusnya.
Kehidupan keluarga kamipun perlahan tapi pasti berubah. Keceriaan kembali menghiasi hari-hari kami. Kesedihanku sirna, karena tergantikan oleh kebahagiaan yang tiada terkira. Khususnya oleh perkembangan semua anakku, yang tidak sekadar baik. Melainkan baik sekali dan sangat membanggakan. Karena disamping tumbuh sehat dan berakhlak mulia, merekapun berprestasi gemilang dalam pendidikan. Diantara mereka ada yang meraih ranking 1 dalam prestasi belajarnya untuk tingkat propinsi. Ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Dan begitu seterusnya.
--------------
Jika Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin. Sesuai
dengan Hadis Rasulullah bahwa jika Allah sudah berkenan menolong,
datangnya pertolongan-Nya seringkali diluar dugaan atau tak terbayangkan
sebelumnya. Kiranya kita dapat mengambil pelajaran dari sini dan ikut
melazimkan istighfar dalam kehidupan sehari-hari. Jikalau kita sedang
menghadapi masalah yang berat, mudah-mudahan Allah berkenan mengangkat
masalah pelik yang sedang kita alami.
Bagi yang ingin tata cara istighfar lebih lanjut bisa mengunjungi tautan berikut :
Untuk membaca beberapa kisah keistimewaan istighfar bisa di akses di tautan berikut :
Kumpulan Kisah Istighfar
Kumpulan Kisah Istighfar
image source : mimtulungagung.wordpress.com